Selasa, 03 September 2013

Indahnya Sampit Kalimantan Tengah

Kalau orang bicarakan Sampit masih banyak yang membayangkan suatu tempat yang menakutkan dan penuh kekerasan, mereka masih fokus pada tragedi berdarah yang terjadi tahun 2001,apalagi masih banyak tersebar di internet gambar - gambar yang menampilkan korban - korban dari kejadian tersebut. Bagaimanapun kejadian tersebut adalah bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang harus diambil hikmah nya dan pencegahan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi dimanapun di bumi Indonesia.
Warga Sampit sendiri saat ini bergotong royong untuk membangun kota Sampit pada khususnya dan kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya.

Tulisan dan foto ini saya buat untuk memberikan gambaran indahnya Sampit saat ini agar orang tidak ragu lagi untuk mengunjungi Sampit dan bahkan berinvestasi.
Let's go....


* Perjalanan diawali dari Surabaya dengan pesawat KAL Star menuju pelabuhan udara H. Asan Sampit yang ditempuh dalam waktu 1 jam. Kondisi bandara H. Asan masih dalam tahap pembangunan dan sudah terlihat fondasi pembangunan fasilitas umum dan pemekaran area bandara.


*Dari bandara menuju pusat kota hanya 30 menit, disambut bentangan sungai Mentaya yang berada di sepanjang kota Sampit.

*Seperti kota - kota lain pada umumnya pada jam kerja terlihat kesibukan warga yang berlalu lalang menjalankan aktivitas baik berdagang maupun menjual hasil tangkapan dari sungai Mentaya.
Banyak terdapat toko toko pakaian, bahan bangunan, warnet, biro jasa travel dan usaha lain yang menunjukkan bahwa kota Sampit adalah kota yang hidup dan cukup sibuk.

Banyak bangunan tinggi yang cukup megah dan ternyata tempat itu adalah rumah budidaya walet hutan, biasanya bagian bawah digunakan untuk usaha sedangkan lantai atas untuk rumah walet. Setiap hari terdengar suara walet baik dari tape untuk memancing walet datang maupun suara walet asli terutama sore hari.

Banyak hotel mulai dari kelas Melati sampai bintang 3( hotel Idola ),banyak juga tempat hiburan seperti cafe dan karaoke salah satunya di halaman hotel Wella.

*Warga Sampit sangat antusias dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 68, acara pawai pembangunan dan kebudayaan diikuti oleh banyak elemen masyarakat,aktivis kesenian dan budaya termasuk partai - partai politik bersama - sama memeriahkan acara tersebut.



*Di pinggiran sungai Mentaya arah ke pelabuhan umum Sampit banyak terdapat motel, hotel dan rumah makan, salah satu yang kami kunjungi adalah RM. Kampoeng Oelin letaknya kurang lebih 300m dari pelabuhan umum. Selain bangunan induk mereka juga menyediakan tempat makan berupa perahu diatas sungai meskipun tidak jalan tetapi memberikan sensasi tersendiri makan dengan sedikit bergoyang. Menu andalan mereka adalah ikan Jelawat dibakar maupun goreng yang disajikan dengan sambal mentah super pedas...

*Sungai Mentaya adalah jantung kota Sampit sebagai jalur keluar masuk kebutuhan bahan pokok maupun industri, baik perahu kecil, kapal penumpang, kapal barang maupun tongkang semuanya melalui sungai Mentaya. Kedalaman dan lebar sungai sangat memungkinkan untuk dilalui kapal besar sekalipun.


*Kabupaten Sampit memiliki 2 pelabuhan kapal, pelabuhan umum di kota Sampit dan pelabuhan cargo atau kapal barang di pelabuhan Bagendang kurang lebih 30km dari kota. Jalan menuju Bagendang sebagian besar sudah aspal halus meskipun ada beberapa ruas jalan yang aspalnya mengelupas karena seringnya dilalui kendaraan berat, apalagi kondisi alam yang memiliki curah hujan tinggi membuat aspal mudah mengelupas.
Jalan menuju Bagendang....

Pelabuhan Bagendang...


*Industri di Sampit berkembang pesat sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu, banyak perusahaan Multinasional maupun PMA yang berinvestasi di Sampit dengan membangun pabrik terutama yang berkaitan dengan hasil olahan sawit.
Dengan dibangunnya pabrik - pabrik ini membuka peluang kerja bagi warga lokal dan bisnis transportasi angkutan baik armada darat maupun kapal. Tentunya dari investasi ini memberikan pendapatan pajak yang cukup besar bagi pemerintah daerah yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan kota dan kepentingan umum.


*Sampit memiliki obyek wisata pantai Ujung Pandaran tetapi belum dikelola secara maksimal, seperti halnya pantai yang menghadap laut Jawa pada umumnya airnya berwarna kecoklatan dan tidak biru seperti laut Samudera Hindia, pasir di pantai Ujung Pandaran berwarna putih dengan tekstur lembut dan area disekitar pantai cocok untuk kegiatan outbound maupun camping, tetapi hati - hati jika ingin bermain dengan ombak karena airnya yang coklat membuat batas pantai tidak terlihat dan jika ingin bermain dengan ombak sebaiknya didampingi oleh guide penduduk sekitar yang sudah hapal daerah yang aman.
Jalan menuju pantai Ujung Pandaran relatif bagus dan ditempuh sekitar 2 jam dari Sampit, jika tidak membawa kendaraan banyak rental mobil dengan harga sekitar 350.000 - 500.000 per 24 jam untuk mobil Avansa / Xenia.
Penduduk Dayak disekitar pantai juga sangat ramah, mereka akan menawarkan hasil tangkapan laut yang masih segar seperti udang atau kerang. Tetapi untuk diajak foto bersama rata-rata tidak mau karena malu.
Di sekitar pantai terdapat bangunan banjar yang digunakan untuk pertemuan penduduk setempat, juga terdapat bangunan Betang ( rumah adat Dayak )bertingkat yang sudah agak modern, disediakan pula beberapa bangunan penginapan yang cukup bersih dengan pemandangan menghadap laut.
Penampakan Narsis di Pantai Ujung Pandaran...






*Selain pantai Ujung Pandaran ada juga pantai Sei Bakau letaknya sudah diluar kabupaten Sampit tepatnya di kabupaten Seruyan berjarak kurang lebih 1,5 jam dari Ujung Pandaran ke arah Tanjung Pembuang menyusur pesisir.
Jalan menuju pantai Sei Bakau sangat mengasyikkan karena aspalnya yang halus dan agak sepi membuat ingin menginjak gas dalam dalam ( mobil Avansa sewaan tembus 135 Km/jam )tetapi tetap harus konsentrasi karena banyak tikungan tajam dengan hutan bakau di kanan kiri jalan.
Memasuki tengah perjalanan banyak jembatan yang tengahnya dikasih kayu sejajar agar kendaraan lewat satu- satu dan tekanan beban kendaraan ada ditengah jembatan.
Disekitar jembatan tersebut banyak monyet yang akan mendekati mobil karena kendaraan harus pelan-pelan. Sebaiknya berhenti sebentar dan memberi makan monyet - monyet itu dari mobil. Juga harus waspada karena tidak sedikit monyet yang menunggu makanan dengan tatapan mata galak biasanya monyet jantan besar.

Pantai Sei Bakau memiliki tipikal yang sama dengan ujung Pandaran tetapi sedikit lebih jernih sehingga batas pantai masih terlihat. Pantai ini digunakan oleh nelayan setempat untuk berlabuh dan menjual hasil tangkapan laut, biasanya sudah ditunggu oleh pedagang yang membawa drum kecil diatas motor.
Pantai Sei Bakau cukup rindang dengan jajaran pohon kelapa disepanjang area pantai, terdapat juga penginapan penginapan kecil dengan gaya bangunan Betang, ditengah tengah area ada bangunan gedung pertemuan yang sudah dilengkapi dengan sound system.
Pasir pantai berwarna putih dengan tekstur lembut asyik buat duduk menikamati angin laut, banyak hamparan kayu tua dipinggir pantai yang usianya sudah puluhan tahun.
Foto jalan menuju pantai Sei Bakau...
Saking sepinya sampai bisa push up ditengah jalan...he he



Penampakan Narsis di pantai Sei Bakau...









Seharian jalan - jalan perlu peregangan sambil narsis...he he



Ngga terasa sudah menjelang sore,perjalanan 5 jam kembali ke hotel di Sampit, besok lanjut perjalanan darat ke Kumai via Pangkalan Bun.

So..Sampit kota yang indah dan banyak peluang usaha disana, jangan ragu untuk berkunjung dan berinvestasi...

Thom'z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar